Tiga tahun yang lalu.
Gue yang belum kelar nyekripsi dan udah diuber uber dosen sama emak gue, gue galauer kronis sejati yang selalu dibanjirin oleh pertanyaan "kapan, kapan, kapan sidang?" sama emak gue, dan gue yang nggak pernah inget berat badan gue yang super ekstra ini, memilih untuk nekat nanjak gunung ciremai yang katanya ketjee badai gituh.
Dan gue pun siap siap dilempar penggorengan sama emak gue.
Dan diancem sama temen temen gue dengan berbagai pertanyaan dan pernyataan.
"Lo mau berguru sama dukun mana lagi sih supaya skripsi lo selesei?"
"Lo mau naik gunung lagi ya? Gue laporin pak t****** (pembimbing gue)."
Dan yang nyebelinnya banyak temen gue yang bilang,
"Lo naik gunung terus tapi kok nggak kurus kurus."
Sakiiiiiiiiiiiiiittttttt.........
Tapi nggak sesakit penyesalan gue naik gunung ciremai. Ciremai itu gilak, ini gunung penuh drama banget. Bukan. Bukan masalah drama percintaan temen gue yang bikin gue jadi serba salah seakan akan gue tersangkanya. Tapi... Tapi... Ini drama antara aku dan si Linggarjati. Aku muak dengannya, endless track, sadis, kejam, kau buat aku kapok naik gunung (ini si eluhan gue tiap naik gunung). Ini semua gara2 Bang Pebe. Selalu excited (maksa si tepatnya) nenteng gue ke gunung yg katanya keren bangetzz, kau tipu tipu gue Bang.
Kiri ke kanan: Habib - Ono - Kak Nita - Raysa - Rio - Ocha - Okky (gue) - Bang Pebe (Eka)
"Bib, gue bisa jalan sendiri.. Nggak usah dipegangin.. Lo nyiksa gue."
Si Bohay Habib gandeng gue terus sepanjang jalan dengan kecepatan super kilat. Dengan semangatnya dia gandeng gue lewatin beberapa rombongan pendaki di depan.
"Ayo Ndut semangat Ndut, jangan lemes. Kayak gitu aja masa lo nggak kuat."
Aduuh gue mau mati dibuat Habib.
"Bib, lo kan atlet, nggak bisa disamain lah sama gue. Gue kan ada extra lemak, beraaaat.. Gue pelan pelan aja deh bareng Bang Pebe di belakang."
"Udah lo jangan byk alesan. Lo jalan bareng gue."
Sumpah maksa amet nih si Habib. Resek. Eh sepatu nya Habib jebol. Wakakakakakak.. Padahal dia banggain banget tuh sepatu baru sampe kebon aja udah jebol. Akhirnya si Habib mau slow down juga, ritme jalannya bikin jantung gue mau loncat keluar. Tegaaak lo Biib. Habib nih brooo gue banget lah, saking setia kawannya lima taun kita senasib jadi mahasiswa bangkotan yang diuber uber dosen buat lulus. Ono juga bro gue bangeets. Temen seperjuangan gila gilaan bareng. Sepanjang jalan mukanya pucet nahan poop. Kasian amet udah dia tongkrongin dipinggiran track poop nya ngga keluar keluar, poop batu kayaknya sih. Puk puk Ono.
Why in the world the rain is coming, gerutu gue saat itu. Mana treknya nggak abis abis. Begini amet nasibku yaolloh... Akhirnya ketemu gelap di tanjakan seruni. Tanahnya basah. Naik dikit merosot banyak. Ampuun tegak amat nih jalur. Nangis bombay di tengah trek. Yaoloh begini amet nasib gue. Mana diguyur ujan terus.
Akhirnya kita pun menyerah, jam 12 malem nenda di camp berjarak satu jam sebelum pos bapa tere. Besok siangnya kita mau nyummit, ide gilaaak macam mana lah ini. Kita diguyur ujan udah jam 2 siang masih pada ketinggian 2500 mdpl.
"Gue nggak mau lanjut, gue mau turun aja sendiri."
Gue malah diomel2in Bang Pebe karena mau nekat turun sendiri ke tempat camp. Ono dan Habib juga masih nunggu kepastian gue untuk lanjut nanjak apa nggak. Dan masih ngebujuk bujuk gue buat nyummit brg.
"Gue gag mau."
Mewek sambil meperin ingus ke bahu Bang Pebe. Wkwkwkwk.
Si cowok cowok tetep pengen kita summit bareng2. Gue paksain tp kaki udah gag stabil. Akhirnya kita turun juga. Ngebuut. Terus jatuh mendarat dengan tidak pas. I got freezed. It hurted. Really.
Akhirnya kita turun ketemu tengah malem di seruni lagi. Hah you again. Sedih. Gue sama Rio jalan paling depan. Gue speechless liat trek di depan mata. Gilaaak. Gue cuma terdiam pucat. Si Rio nggak kalah pucetnya, tetiba mengisyaratkan sesuatu sambil pegang tangan gue.
I thought I knew something, tp nggak mau sok tau.
"Lo napa megang megang deh."
Rio liat tuyul yang merangkak nyamperin dia, dan gue ditinggal mundur gitu aja. Riooooooo tegaaaaakkk..
Seriously ini trip naik gunung failed dan nyiksa banget. Setelah itu gue pun cuti dari dunia pergunungan for a long long long time.. Haha kapooook ciiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar